Tuesday, November 11, 2014

Pegaruh Gangguan kecemasan Pada Perkembangan Identitas Remaja - Tugas Akhir



Pengaruh Gangguan Kecemasan Pada Perkembangan Identitas Remaja

Latar Belakang

     Gangguan kecemasan atau phobia tidak lepas dari pengalaman yang tidak menyenangkan di masa kecil atau masa lalu. Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja baik pria, wanita, anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari – hari yang mereka jalani, begitu pula dengan orang - orang sekitar mereka karena terkadang bagi orang – orang yang tidak memiliki gangguan kecemasan, mereka bersikap berlebihan. Gangguan kecemasan ini juga bisa menjadi salah satu poin penilaian seseorang terhadap sikap, pribadi maupun identitas diri si penderita. Misalnya, ada cerita tentang seorang phobia ketinggian atau bisa dibilang hyperphobia. Setiap ia ikut keparkiran di dalam gedung yang tinggi, ia akan berteriak sekuat tenaga, sampai menjadi pusat perhatian orang-orang di tempat tersebut. Ia dibawa ke parkiran gedung yang tinggi dikarenakan bersangkutan dengan terapi yang ia jalani. Tapi hal tersebut membuat malu orang tua, keluarga dan teman-temannya. Setelah beberapa bulan ia sudah tidak berteriak lagi. Hal ini membuktikan bahwa phobia bisa disembuhkan meskipun prosesnya lama atau tidak 100% sembuh dan bisa memperbaiki pribadi dan identitas orang tersebut.

Pengertian Phobia dan Identitas

Pengertian Phobia
    
     Fobia (fo.bia) n ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. (KBBI, 2002).

    A phobia is an intense fear of specific object, situation, or activity. Mental health professionals have identified hundreds of phobias. Phobias come in three main categories. A specific phobias is fear of one object, situation, or activity, such as germs, an airplane flight, or insects. A social phobia is a fear of being embarrassed in public while engaging activities such as speaking, eating, or writing. Agoraphobia, which is a form of panic disorder, is fear of open, public spaces such as shopping centers and playing fields. (Chong & Hovanec ,2012).

     Phobia diartikan sebagai an irrational fear or hatred of something (Collins); persistent or recurrent irrational fear or loathing (Oxford); morbid fear (Writer’s Dictionary, Oxford); an overpowering fear (Macquarrie). (Djarot, 2008)

Pengertian Identitas
     Identitas merupakan suatu persatuan. Persatuan yang terbentuk dari azas-azas, cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya. Persatuan ini merupakan inti pada seseorang yang menentukan cara meninjau diri sendiri dalam pergaulan dan tinjauannya ke luar dirinya. (Ibrahim,2007)

     Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengalaman dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh. (Sunaryo, 2004)

     Kegiatan perkembangan identitas diri ini sangat menentukan akan menjadi apa suatu individu di masa depan. Pengaruh orang terdekat mereka juga menentukan sikap apa yang individu ini akan miliki. Bagaimana dengan individu yang memiliki suatu kecemasan atau phobia? Biasanya orang tua dan orang terdekat mereka akan menyadari adanya kejanggalan akan hal tersebut. Menenangkan mereka adalah cara pertama yang biasanya diambil. Bila hal tersebut tidak berpengaruh, pasien akan dibawa ke dokter psikiater untuk tahap lebih lanjutnya.

     Ciri-ciri tingkah laku fobia adalah pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya, dan merasa kebingungan serta mengalami  kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda-tanda yang muncul di antaranya adalah takikardi, palpitasi, sesak dan keringat. (Ibrahim, 2007)

Ciri-ciri identitas diri berdasarkan buku Psikologi yang dibuat oleh Sunaryo, 2004 adalah: (a) Memahami diri sendiri sebagai organisme yang utuh, berbeda, dan terpisah dari orang lain; (b) Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat; (c) Mengakui jenis kelamin sendiri; (d) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang; (d) Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keserasian dan keselarasan; (e) Mempunyai tujuan hidup yang bernilai dan dapat diselaraskan.

     Berdasarkan buku Psikologi yang ditulis oleh Surnaryo, 2004 dikatakan hal-hal yang berkaitan dengan identitas diri adalah: (a) Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya identitas diri; (b) Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya; (c) Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi; (d) Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perilaku masyarakat; (e) Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri, kemampuan, dan penguasaan diri; (f) Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

     Masa remaja merupakan masa dimana pembentukan identitas diri terjadi. Di masa ini mereka yang menentukan mereka akan menjadi apa di masa depan. Penentuan pribadi ini juga ditentukan oleh lingkungan dan orang-orang di sekitar mereka. Adanya kecemasan dalam diri remaja akan menghambat proses pembentukan identitas ini. Menurut buku psikologi remaja, terdapat dua faktor yang berperan dalam pembentukan identitas, yakni: (a) Identifikasi; (b) Eksperimentasi (mencoba-coba, berpetualagan). (Gunarsa & Gunarsa, 2012)

     Bila perkembangan masa remaja terganggu dengan adanya gangguan kecemasan, terdapat cara untuk menyiasati gangguan phobia tersebut. Otto Fericel (1945) yang dikutip dalam buku Ibrahim, 2007, meminta perhatian bahwa kecemasan dapat disembunyikan dalam pola sikap dan perilaku yang mencerminkan suatu penyangkalan terhadap objek atau situasi yang ditakuti yang sebenarnya bahaya. Dasar dari fenomena ini merupakan kebaikan dari situasi yang sebenarnya dan merupakan sikap perlawanan terhadap lingkungan di luar dirinya. Dan ingin menguasai apa yang ditakutinya.

     Pasien fobia memiliki respon yang berbeda-beda. Biasanya mereka mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan lingkungannya. Hal inilah yang dapat memisahkan mereka dengan keluarga dan teman-teman serta lingkungan masyarakat di mana mereka berada. Bagi orang normal, kecemasan yang mereka alami masih dapat mereka toleransi, tapi bagi pasien fobia kecemasan ini sama sekali tidak bisa ditoleransi. Peran anggota keluarga seharusnya dapat membantu mengendalikan pasien dengan cara mengendalikan kecemasan pasien dan membuat mereka merasa aman.  (Ibrahim,2007)

     Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV (DSM-IV) yang dimuat dalam buku Ibrahim, 2007. Klasifikasi gangguan kecemasan adalah: (a) Gangguan neoristik misalnya cemas, keadaan cemas yang tidak spesifik, gangguan panik, gangguan cemas umum; (b) Gangguan phobia misalnya Fobia tidak spesifik, agoerafobia dengan serangan panik, agoerafobia tanpa serangan panik; fobia sosial; isolasi lain atau fobia simpleks; (c) Gangguan obsesif-komplusif; (d) Reaksi akut terhadap stress misalnya gangguan stres akut; (e) Reaksi penyesuaian misalnya gangguan stres pascatrauma.

     Phobia ini bisa disembuhkan dengan melakukan berbagai macam proses penyembuhan. Misalnya hypnosis, terapi, meminta bantuan motivator dalam proses penyembuhan, dan sebagainya.

Kesimpulan
     Masa dimana pembentukan diri terjadi dapat terganggu dengan beberapa hal dan salah satunya adalah gangguan kecemasan yang diidap oleh suatu individu. Banyak faktor yang menyebabkan individu tersebut mengalami gangguan kecemasan atau fobia. Biasanya dari kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu yang mereka alami dan tidak bisa lepas dari pikiran mereka. Ada juga berdasarkan garis keturunan. Pengaruh orang terdekat sangat besar dalam proses penyembuhan fobia dan perkembangan identitas diri mereka. Jadi adanya proses penyembuhan dan perhatian yang diberikan oleh orang-orang terdekat penderita menjadi faktor keberhasilan pembentukan kembali identitas diri si penderita.





Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-3).

Chong, E. S., & Hovanec, E. (2012). Phobias, 6. Diunduh dari:                   

Djarot, E. (2006). Rapot Indonesia Merah, 45. Diunduh dari

Ibrahim, A. S. (2007). Panik neurosis dan gangguan cemas. (edisi ke-2). Jakarta: Dua AS-AS.

Sunayo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Oleh M. Ester (Ed.), Diunduh dari:

Gunarsa, Y. S. D., & Gunarsa. S. D. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Libri.
                                                                                 




Wednesday, November 5, 2014

Bahasa Isyarat

Pengertian Bahasa Isyarat 

Pengertian bahasa isyarat menurut KBBI, bahasa yang tidak menggunakan bunyi ucapan manusia atau tulisan dalam sistem perlambangannya; Ling bahasa yang menggunakan isyarat (gerakan tangan, kepala, badan dsb), khusus diciptakan untuk tunarungu, tunawicara, tunanetra, dsb.



Pengertian bahasa isyarat menurut wikipedia, bahasa isyarat merupakan bahasa yang, tidak menggunakan pola bunyi, sebaliknya menggunakan pola isyarat dihantar (komunikasi manual, bahasa badan) untuk memberi makna—serentak dengan gabungan bentuk tangan, orientasi dan pergerakkan tangan, lengan, atau badan, dan raut muka untuk menggambarkan dengan licin pemikiran penutur.



Menurut beberapa ahli

Bahasa isyarat ialah kaedah berkomunikasi yang digunakan oleh golongan bermasalah pendengaran (Ling, 1989)

Menurut Clark (1999), bahasa isyarat ialah satu kaedah komunikasi yang menggunakan simbol – simbol tanpa menggunakan ssuara atau dikenali sebagai ’non – verbal communication’. Simbol – simbol yang digunakan boleh merupakan pergerakan tangan dan anggota badan yang lain, mimik muka, gambar, simbol – simbol atau isyarat yang mempunyai makna tertentu dan boleh difahami oleh kedua – dua pihak yaitu penutur dan penerima.



Sejarah bahasa isyarat

Awal mula penemuannya

     Awal penulisan bahasa isyarat berlaku pada abad kelima bc, di Cratylus oleh Plato. Ada juga yang mengatakan bahwa Sejarah bahasa isyarat telah pun bermula sejak kurun ke-16 lagi di Barat. Pada tahun 1755, Abbe’ de L’Epee telah menubuhkan sekolah untuk kanak – kanak pekak yang pertama di   Paris. Kemudian Laurent Clerc yang merupakan pelajar di sekolah kanak – kanak pekak tersebut telah berhijrah ke Amerika Serikat dan menubuhkan ’American School for the deaf ’ yang seterusnya berkembang menjadi ’Gallaudet University ‘ (Rasmi, 2007/2008).

Bahasa Isyarat di Indonesia

     Di Indonesia terdapat buku yang berjudul Berkenalan Dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang dapat membatu dalam proses pembelajaran bahasa isyarat. Selain itu, bagi pengguna smartphone atau gadged yang lain dapat mengunduh aplikasi Belajar Bahasa Isyarat untuk mempermudah proses belajar. Ada juga komunitas – komunitas yang mempelajari bahasa isyarat dan dapat ditemukan forumnya di beberapa blog salah satunya kaskus.

 Bahasa isyarat sebenarnya ada beberapa jenis dan kegunaan. Misalnya

Kod Tangan Bahasa Melayu 

     KTBM (Kod Tangan Bahasa Melayu) ini bukan sesuatu bahasa umum tetapi merupakan salah satu cara komunikasi dalam tatabahasa Bahasa Melayu yang baku. Dengan kata lain, KTBM digunakan apabila berlakunya terjemahan daripada lisan (suara) kepada visual (tangan) dalam tatabahasa Bahasa Melayu. KTBM digunakan sepenuhnya dalam proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Ia juga merupakan bahasa standard bagi semua sekolah pendidikan khas di negara ini (Rasmi, 2007/2008).

Bahasa Isyarat Malaysia

     Bahasa Isyarat Malaysia (BIM) merupakan satu bahasa yang tidak mengikut tatabahasa dari mana-mana bahasa yang wujud di dunia ini. Ia tidak mengikut struktur bahasa inggris maupun bahasa Melayu. BIM mempunyai tatabahasanya yang tersendiri yang mana ia lebih menjurus kepada apa yang boleh dilihat oleh orang pekak itu sendiri. Tidak dinafikan bahawa BIM ini tidak sesuai dalam proses pembelajaran dan pengajaran bahasa Samada, bahasa Inggris maupun bahasa Melayu. Walaupun begitu penggunaan BIM amat berguna untuk memudahkan pemahaman orang pekak (Rasmi, 2007/2008).

America Sign Language

     ASL (America Sign Language – Bahasa Isyarat Amerika) ialah bahasa yang tulen bagi Orang Pekak Amerika. ASL digunakan secara umum oleh Orang Pekak Amerika. Walaupun begitu, setengah-tengah syarat yang dilihat di Malaysia mempunyai persamaan dengan isyarat digunakan Amerika. Walaubagaimana pun, ASL hanya digunakan dalam mata pelajaran bahasa Inggris saja di sekolah (Rasmi, 2007/2008).

      Selain bahasa isyarat yang dipergunakan untuk orang pekak (bisu) ada pula bahasa isyarat yang dipergunakan untuk alat komunikasi dan stimulasi perkembangan anak. (GrowUp Clinic, 2012, Febuari 6). Lora Heller mengungkapkan bahwa bahasa isyarat membantu balita yang masih belum mampu bicara dipahami orang-orang sekelilingnya.



Manfaatnya

     Bagi seorang tunarungu, bahasa ini merupakan bahasa yang wajib ia pahami sehingga bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Memang tidak semua orang bisa bahasa ini, tapi setidaknya ia bisa berkomunikasi dengan orang – orang sesama tunarungu. Selain itu, bahasa isyarat yang diajarkan bada balita juga bermanfaat untuk memotifasi bayi untuk berbicara. Juga bisa megekspresikan diri mereka dengan baik (Seribu manfaat bahasa isyarat bayi, 2012/2013).



 Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Arti kata bahasa isyarat menurut KBBI    (http://kamus.cektkp.com/bahasa-isyarat/



Bahasa isyarat, (2014,Agustus 22). Wikipedia. Diunduh dari http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat



Rahmi, (2007/2008).Bahasa Isyarat. Diunduh dari  http://sirkarami.tripod.com/bahasaisyarat.htm

Seribu manfaat bahasa isyarat bayi. Ayahbunda. Diunduh dari www.ayahbunda.co.id/Artikel/bayi/psikologi/seribu.manfaat.bahasa.isyarat.bayi/001/007/513/1/1



GrowUp Clinic. (2012, Febuari 6).  Bahasa isyarat sebagai alat komunikasi dan stimulasi perkembangan anak, Diunduh dari  Grow grownupclicic.com/2012/02/06/bahasa-isyarat-sebagai-alat-komunikasi-dan-stimulasi-perkembangananak/