Saturday, October 4, 2014

Badan dan Jiwa (Filsafat Manusia)

oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor 

     Awal pertemuan ini, diberikan sebuah video yang awalnya menurut saya ngak jelas. Ini ceritanya. 

     Ada seorang wanita yang rambutnya disanggul dan memakai jas hitam, celana panjang juga kaca mata hitam. Latarnya siang atau sore hari  di hutan saat musim salju dan kamera membelakanginya. Wanita itu sedang berjalan menyelusuri setapak lalu ada wanita lain yang berpapasan dengannya. Kemudia ia mengeluarkan pistol dan menembak wanita di sebelahnya tersebut. Setelah berjalan beberapa langkah, ada seorang wanita lagi yang memberikan segala sesuatu yang ia punya padanya (yang menarik dari beberapa benda yang wanita itu berikan adalah kertas berbentuk hati dan lilin) sampai ia tidak mempunyai apa - apa lagi yang bisa ia berikan. Wanita berjas ini lalu mendorong wanita tersebut dan meninggalkannya. Setelah beberapa langkah lagi, didekat pohon kecil ada seorang gadis yang memegang segepok uang tunai dan ia menukarnya dengan minuman keras dari wanita berjas tersebut. Kemudian didekat pohon ada seorang wanita yang menggunakan pakaian serba putih dan memegang sebuah cermin yang diarahkan ke wanita berjas. Ia berteriak dan lari ketakutan dan semakin menjadi ketika kacamata hitamnya lepas. Ia terjatuh...kamera mulai terarah pada wajahnya. Dikeningnya terdapat tulisan ICM yang artinya saya/manusia dalam bahasan Jerman. (maaf kalau penjelasannya susah dimengerti dan ada kesalahan)

     Jadi, apa kalian mengerti apa maksud dari video tersebut? Kalau kalian mengerti ya syukurlah kalau tidak berarti kita akan lanjut ke pengantar topiknya hehehe...




Badan dan Jiwa
     
     Merupakan satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia yang bila bersatu membentuk keutuhan pribadi manusia, 

Dua Aliran yang Melihat Badan dan Jiwa Secara Bertolak Belakang:

Monisme

    Aliran ini menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. Kedianya adalah satu substansi dam satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. 

     Tiga bentuk aliran ini: 


  • Materialisme: menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada. Manusia dan jiwanya bersumber pada materi dan tidak pernah melampaui potensi jasmaninya. Eksistensi jiwa bersifat kronologis (hasil hubungan sebab akibat). Reduksi humanitas pada dimensi fisik punya implikasi negatif pada penilaian atas aktivitas mental. 
  • Teori identitas : badan dan jiwa merupakan dua elemen yang sama, Menekankan hal yang berbeda dari materialisme tapi mengakui aktivitas mental manusia. Letak perbedaan badan dan jiwa hanya pada arti bukan referensi. 
  • Idealisme : ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai dan makna. Ada artinya bila dihubungkan dengan sesuatu yang imaterial (jiwa). Rene Descartes dengan cogito ergo sumnya menjadi peletak dasar dari idealisme.
        Dualisme

     Badan dan jiwa adalah dua elemen yang terpisah dan berbeda. Perbedaannya ada dalam pengertian dan objek. 


     Dibagi atas empat cabang:



  • Interaksionisme : fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa.
  • Okkasionalisme : memasukan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dengan jiwa. 
  • Paralelisme : sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia
  • Epifenomenalisme : melihat hub jiwa dan badan dari fungsi syaraf. 

Tanggapan singkat 
  • Pandangan monisme bertentangan dengan hakekat manusia sesungguhnya. Plato berkata, badan dan jiwa punya sifat yg berbeda. Badan sementara, jiwa abadi. Kelemahan materialisme yaitu tidak bisa melihat bahwa pengalaman bersifat personal.
  • Pandangan dualisme, khususnya paralelisme yg mengatakan badan jiwa dua hal yang terpisah, tidak terkait, sulit diterima. Perbuatan baik muncul dari niat yang baik. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.
Jiwa Manusia

  • Badan manusia tidak memiliki apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dalam pandangan tradisional jiwa – makluk halus, tidak bisa ditangkap indera. Konsep ini menempatkan jiwa di luar hakekat manusia. Ini ditolak. Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
  • James P Pratt menunjuk ada empat kemampuan dasar jiwa manusia:
    • Menghasilkan kualitas penginderaan. 
    • Mampu menghasilkan makna yg berasal dr pengeinderaan khusus. 
    • Mampu memberi tanggapan thdp hasil penginderaan. 
    • Memberi tanggapan pd proses yg terjadi dlm pikiran demi kebaikan.
  • Agustinus: manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa. Jiwa mendorong manusia untuk melakukan hukum-hukum moral yang diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dalam diri seseorang. Kemampuan jiwa menunjukkan bahwa kegiatan manusia bukan mekanistik.
  • KESIMPULAN: Realitas manusiawi – realitas prinsipial terbentuk dari dua elemen, yaitu material dan spiritual. Badan dan jiwa = satu kesatuan yang membentuk eksitensi manusia. Jiwa tidak bisa berfungsi baik  kalau tidak ada badan. Badan manusia bukan mekanistik, tapi dinamika dari jiwa itu sendiri

sumber dari power point Filsafat Manusia - Badan dan Jiwa dan google image 












No comments:

Post a Comment