Friday, September 19, 2014

Epistemologi

Epistemologi 

CAROLUS SUHARYANTO

Apa itu Epistemologi? 
     Dalam arti sederhana, epistemologi adalah teori tentang pengetahuan (theory of knowledge). Mempelajari secara kritis tentang sumber, struktur, kebenaran pengetahuan. Juga secara kritis, normatif dan evaluatif mengenai proses bagaimana pengetahuan itu diperoleh manusia. 
     Berasal dari bahasa Yunani, episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicara/ilmu). Merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik yang paling sering didebatkan karena mengenai pengetahuan, karakteristiknya, serta hubungan dengan kebenaran dan keyakinan. 
     Epistemologi berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan (pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta tanggung jawab atas pernyataan yang dimiliki manusia). Pengetahuan tersebut dapat diperoleh manusia melalui akal dan panca indera melalui metode:
  • Metode Induktif
  • Metode Deduktif
  • Metode Positivisme
  • Metode Komtemplatis
  • Metode Dialektis
Metode - Metode untuk Memperoleh Pengetahuan
a. Empirisme 
      Suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan
melalui pengalaman. John Locke (bapak empirisme Britania), mengatakan bahwa pada waktu
manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula rasa),dan di dalam buku
catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi. Seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh
dengan jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan
serta refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut. Ia memandang akal sebagai sejenis
tempat penampungan yang menerima hasil pengindraan tersebut. Jadi, semua pengetahuan
betapapun rumitnya dapat dilacak kembali. Apa yang tidak dapat atau tidak perlu di lacak kembali
secara demikian itu bukanlah pengetahuan, atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan mengenai
hal-hal yang factual.

b. Rasionalisme
Berpikiran bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal sedangkan pengalaman hanya dianggap
sebagai perangsang bagi pikiran. Penganut rasionalisme meyakini bahwa kesesatan dan kebenaran
terletak pada ide kita, bukan dalam barang tersebut. Jika kebenaran mengandung ide yang
menunjukkan kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada dalam pikiran kita dan hanya dapat
diperoleh dengan akal budi saja. 

c. Fenomenalisme
     Immanuel Kant (bapak fenomenalisme) membuat uraian tetang pengalaman.  Barang sesuatu
sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal
kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena
itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri,
melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan
tentang gejala (Phenomenon).
     Menurut beliau, para penganut empiris berpendapat bahwa semua pengetahuan didasarkan
pada pengalaman menskipun hanhya sebagian benarnya. Tetapi penganut rasionalisme juga benar,
karena akal memaksakan bentuk - bentuknya sendiri terhadap barang sesuatu serta pengalaman.  

Sifat - Sifat Epistemologi:
  • Kritis: mempertanyakan/menguji cara kerja,pendekatan, kesimpulan yg ditarik dlm kegiatan kognitif manusia.
  • Normatif: menentukan tolok ukur/norma penalaran tt kebenaran pengetahuan.
  •  Evaluatif: menilai apakah suatu keyakinan,pendapat suatu teori pength dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan akurat.
Dasar dan Sumber Pengetahuan 

1. Pengalaman manusia
2. Ingatan (memory) 
3. Penegasan tentang apa yang diobservasi (kesaksian)   
4. Minat dan rasa ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logika (berpikir tepat dan logis)
7. Bahasa (ekspresi pemikiran manusia melalui ujaran / tulisan)
8. Kebutuhan hidup manusia à mendorong terciptanya iptek

Struktur Ilmu Pengetahuan

Ada 2 kutub yaitu kutub kesadaran/subjek (S) yang berperan sebagai yang menyadari / mengetahui dan kutub objek yang berperab sebagai yang disadari / diketahui. Hubungan antar dua kutub tersebut menghasilkan pengetahuan. 

 Teori Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan 

  • Teori kebenaran korespondensi
    • Kebenaran terjadi nila subjek yakin bahwa objek sesuai dengan kenyataan.
    • Sifatnya subjektif
    • Contohnya: saya melihat buku itu berwarna merah dan kenyataannya buku itu berwarna merah.
  • Teori kebenaran koherensi
    •  Kebenaran tejadi bila ada kesesuaian pendapat dari beberapa subjek terhadap objek.
    • Sifatnya objektif
    • Contohnya: beberapa siswa yang sakit perut merasa yakin dan benar bahwa mereka keracunan minuman yang dibagikan secara gratis didepan gerbang sekolah mereka.
  • Teori kebenaran pragmatik
    •  Kebenaran terjadi bila sesuatu memiliki kegunaanya
    • Contohnya: lemari es berguna untuk mendinginkan makanan dan minuman.
  • Teori kebenaran konsensus
    • kebenaran terjadi bila ada kesepakatan yang disertai alasan tertentu.
    • Contohnya: beberapa doketr yang menangani pasien tersebut sepakat bahwa pasien harus dioperasi secepatnya karena penyakit radang otaknya semakin parah. 
  • Teori kebenaran sematik 
    • Kebenaran terjadi bila orang mengetahui dengan tepat tentang arti suatu kata.
    • Contohnya: saya dapat memahami dengan benar dan tepat tulisan diJurnal Wacana mengenai hubungan masyarakat dengan lingkungan sosial budaya. 
 Kegiatan Ilmiah 
 Pada sebuah riset/penelitian terdapat hubungan antara metodologi, rasionalitas (kreativitas) dengan epistemologi.  

Kesimpulan
Sifat epistemologi dapat melekat pada proses kegiatan kongnitif ilmuan, tolok ukur kebenaran (sesuai teori kebenaran) yang dipertanggungjawabkan secara logis pada ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah.  










Sumber dari 20140918 Epistemologi CS
 

2 comments: