oleh Mikha
Agus Widiyanto,
S.Th. M.Pd.
Aksiologi berasal
dari
kata dalam
bahasa
Yunani,
yaitu
axios (nilai)
dan
logos (ilmu). Nilai berkaitan dengan kegunaan. Aksiologi
merupakan
cabang
Filsafat
yang mempertanyakan
bagaimana
manusia
menggunakan
ilmunya dan juga
sebagai
ilmu
yang
membicarakan
tujuan
ilmu
pengetahuan
itu
sendiri.
Surisumantri
menyatakan
bahwa
aksiologi
merupakan
teori
nilai
yang berkaitan
dengan
dengan
kegunaan
dari
pengetahuan
yang diperoleh.
Aksiologi adalah kajian tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai, khususnya etika.
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta tentang cara dan tujuan dari perbuatan manusia.
Aksiologi merumuskan suatu teori yang konsisten mengenai perilaku etis.
Aksiologi memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan.Bagaimana kaitan antara cara pengetahuan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai.Nilai yang dimaksud dalam aksiologi dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Fakta dan Nilai
Aksiologi membedakan "yang ada" dengan nilai, membedakan fakta dan nilai.
Fakta adalah sesuatu yang ada secara nyata, berlangsung begitu saja. Sementara nilai sebagai sesuatu yg berlaku, sesuatu yg memikat/mengimbau kita.
Nilai berperanan dalam suasana apresiasi, sementara fakta ditemui dalam konteks deskripsi. Fakta dapat dilukiskan secara objektif.
Fakta selalu mendahului nilai, duluan fakta baru penilaian atas fakta tersebut.
Ada
3 ciri-ciri nilai:
- Nilai berkaitan dengan subjek
- Nilai tampil dlm konteks praktis
- Nilai menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yg dimiliki oleh objek.
Macam-macam
nilai:
- nilai ekonomis: hukum ekonomi
- nilai estetis: saat menikmati lukisan, atau lagu yang indah.
Nilai Moral
Setiap nilai memperoleh bobot moral yang diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran sebagai nilai moral menjadi kosong, bila tidak diikutsertakan dengan nilai lain seperti nilai ekonomis. Nilai dibagi dalam 4 kelompok:
- Nilai yg menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan terdapat dalam objek yg perpadanan dengan makluk punya indera.
- Nilai-nilai vitalitas - perasaan halus, kasar, luhur dll
- Nilai rohani seperti nilai estetis (bagus jelek) benar salah (tidak terikat pada permasalah inderawi)
- Nilai Religius seperti yang kudus dan tidak kudus menyangkut objek absolut.
Berikut ciri - ciri nilai moral:
- Berkaitan dengan tanggungjawab kita sbg manusia. Nilai moral bs diwujudkan dlm perbuatan yg sepenuhnya jd tanggungjawab.
- Berkaitan dg hati nurani,
- Mewajibkan, mis nilai moral mewajibkan scr absolut,
- Bersifat formal: tdk ada nilai moral yg ‘murni’ terlepas dari nilai lain.
Nilai sebagai kualitas yang tidak riil?
Nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri dan juga butuh pengemban untuk berada. Nilai tampak seolah-olah hanya merupaka kualitas dari pengemban nilai (keindahan dari lukisan, kegunaan sebuah peralatan). Jadi, nilai bukanlah sebuah benda atau unsur dari benda tetapi sifat, kualitas yang dimiliki objek tertentu dikatakan 'baik'.
Pembagian Aksiologi
- Etika (Filsafat Etika)
- mengkaji tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.Contohnya tindakan yang membedakan benar salah menurut moral, putusan moral bertindak sewenang-wenang atau bertindak sekehendak hati.
- Etika digunakan untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lainnya.
- Etika sebagai filsafat yang memuat pendapat, norma, dan istilah moral.
- Etika sebagai aturan sopan santun dalam pergaulan.
- Estetika (Filsafat Keindahan)
- Estetika mengkaji tentang prinsip-prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, yang mengkaji apa tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, bagaimana kita bisa menganal karya besar seni.
- Estetika berkenaan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Nilai itu kadang-kadang bersifat obyektif apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subyek atau kesadaran yang menilai.Tolak ukur suatu gagasan berada pada obyeknya bukan pada subyek yang melakukan penilaian.
Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada obyektivitas fakta.
Namun kadang-kadang bersifat subyektif apabila subyek berperan dalam memberikan penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukurnya.Dengan demikian, nilai subyektif selalu memerhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Peranan nilai bagi kita
- Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia.
- Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
- Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
- Memperkuat identitas kita sebagai manusia
Sumber AKSIOLOGI-MAW
Artikel yang cukup baik dan lengkap, good work :)
ReplyDeletethank you
Delete