Logika dilam arti ini dapat dikatakan sebagai azas-azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan seta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Logika bukanlah teori belaka. Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. Inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.
Obyek Logika:
- Obyek Material = manusia itu sendiri
- Obyek Formal = kegiatan akal budi untuk melakikan penalaran yang tepat melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
- Membantu setiap orang untuk mampu berpikir kritis, rasional, metodis.
- Kemampuan meningkatkan kemampuan bernalar secara abstrak.
- Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri.
- Menambah kecerdasan berpikir, shg bs menghindari kesesatan dan kekeliruan dlm menarik kesimpulan.
Pertama kali digunakan Zeno dengan aliran stoisismenya, tapi filsuf pertama yang menggunakan logika sebagai ilmu adalah Aristoteles. Kendati istilah yg digunakan adalah analitika, tapi dialah yang pertama sekali meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar. Prinsip logika tradisional yg dikembangkan Aristoteles tetap menjadi prinsip2 logika modern. Logika tradisional membahas definisi, konsep dan term menurut struktur, susunan dan nuansa, seluk beluk penalaran untuk mendapat kebenaran yang sesuai dengan kenyataan.
Macam - Macam Logika
- Logika kodrati: suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
- Logika ilmiah: berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari. Dipelajari berbagai aturan, hukum, asas agar diperoleh pemikiran yg benar dan bs dipertangungjawabkan secara rasional.
Disebut juga sebagai Logika Minor. Bebicara tentang kebenaran bentuk. Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut. Yang harus diperhatikan ialah penyusunan pertanyaan - pertanyaan yang menjadi premis atau dasar penyimpulan tapi tidak dapat dijadikan sebagai pangkal/dasar untuk menarik kesimpulan yang logis.
Misalnya:
Semua pegawai negeri adalah penerima gaji.
Semua pegawai swasta adalah penerima gaji.
Jadi, pegawai negeri adalah pegawai swasta.
- Contoh diatas memperlihatkan susunan penalaran yang tidak tepat dengan demikian penalaran tersebut tidak memiliki kebenaran bentuk.
- Susunan penalaran yang tepat diketahui berdasarkan konklusinya yang ditarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya
Misalnya:
Semua manusia memiliki
kaki.
Semua raja adalah manusia.
Jadi, semua raja
memiliki
kaki.
- Susunan penalaran diatas adalah tepat sebab konklusinya diturunkan secara logis dari titik pangkalnya.
- Dengan demikian kalau penalaran yang tepat itu dikosongkan dari isinya dengan menghapus pengertian-pengertian di dalamnya dan menggantinya dengan tanda-tanda huruf terdapatlah pola penyusunan sebagai berikut:
- Semua M adalah P.
- Semua S adalah M.
- Jadi, semua S adalah P.
- Pola susunan penalaran itu disebut bentuk penalaran. Penalaran dengan bentuk yang tepat disebut penalaran yang tepat atau sahih (valid).
- Semua penalaran, apa pun isi atau maknanya, asal bentuknya tepat, dapat dipastikan bahwa penalaran itu sahih. Jadi tanda-tanda M, P, dan S dapat diganti degan pengertian apa saja, asal susunan premis (yang dijadikan dasar penyimpulan) tepat dan konklusi sungguh-sungguh ditarik secara logis dari premis maka penalaran itu tepat/sahih.
Misalnya:
Malaikat itu benda fisik.
Batu itu malaikat.
Maka, batu itu benda fisik.
- Kalau kita sesuaikan dengan kenyataan, jelaslah bahwa isi dari tiga pernyataan yang membentuk argumen di atas adalah salah (tidak sesuai fakta).
- Namun argumen tersebut benar berdasarkan logika formal dari segi bentuknya, karena kesimpulan sungguh ditarik dari premis atau titik pangkal yang menjadi dasar penyimpulan tersebut.
- Bahwa isi dari kesimpulan tersebut salah tidaklah disebabkan karena proses penarikan kesimpulan yang tidak tepat, melainkan isi dari premis-premisnya sudah salah.
Disebut juga sebagai logika mayor. Membahas tentang kebenaran isi. Dikatakan menpunyai kebenaran bila pernyataan-pernyataan yang membentuk argumen tersebut sesuai dengan kenyataan.
Misalnya:
Semua manusia memiliki kaki.
Budi memiliki kaki
Jadi, budi adalah manusia.
- Kalau kita sesuaikan dengan kenyataan, jelaslah bahwa isi dari tiga pertanyaan yang membentuk argumen di atas adalah benar (sesuai dengan kenyataan) dengan demikian argumen tersebut memiliki kebenaran isi.
- Namun, kalau kita teliti lebih lanjut, argumen tersebut sesungguhnya secara formal (menurut bentuknya) tidaklah sahih (valid).
- Karena konklusi yang ditarik tidak diturunkan dari pernyataan-pertanyaan yang menjadi titik pangkal pemikiran.
- Memang benar bahwa “Kucing adalah binatang” tetapi pernyataan (kesimpulan) itu tidak dapat ditarik dari fakta bahwa “Semua binatang adalah makhluk hidup” dan bahwa “Kucing adalah makhluk hidup”.
•Kalau
premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan
benar.
•Semua binatang menyusui memiliki
sayap
•Burung binatang menyusui
•Jadi burung memilkki sayap
•Jika kesimpulan
benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
•Semua kucing binatang mamali
•Anjing adalah kucing
•Jadi anjing adalah mamalia.
Sumber (IV) Logika
Hello Chrestella,blog kamu sudah bagus. Kalo aku disuruh kasih nilaib but post ini ,nilai kamu 89. Good Job ^^
ReplyDeleteBlognya bagus & sangat membantu banget stella. 90 buat kamu :)
ReplyDeleteBlog kamu bagus dan juga susunan tulisannya rapi
ReplyDelete85 ya nilainya
Bonita, cynthia, vania, dan novy maksih ya commentnya =D
ReplyDeleteella blognya udah bagus, cuma perlu di beri beberapa hiasan biar menarik ;)
ReplyDeleteok..makasih ya sarannya, Dinda...=D
Delete85 untk ella :)
ReplyDeleteyeayyyy...hugs
Delete